Wisata Relegi Di Masjid Tuo Kayu Jao
11:51:00
POTRET PERTANIAN - Wisata Relegi Di Masjid Tuo Kayu Jao, Asalamualaikum Sahabat Semua, selamat menjelankan Ibadah Puasaya, alhamdulilah kita masih diberi umur panjang kesehatan sealalu dan hngga hari ini kita masih bisa berbagi kebahagian di Website tercinta kita kita ini POTRET PERTANIAN aamiin.
Sahabat Potret Mumpung masih suasana Bulan Suci Ramadan kali ini saya akan mengajak sahabat untuk berwisata kesebuah daerah yang berada di Sumatera Barat Indonesia yang pastinya daerah ini gak lagi diragukan sebagai destinasi buat siapa saja diseluruh dunia.
Tapi kai ini saya tidak mengajak anda untk berwisata menkmati keindahan alam, laut gunung kebun teh, air terjun, atau pantai, tapi kali ini saya mengajak anda ber wisata religi kesebuah Cagar Budaya disebuah Nagari kayu Jao kecamatan Gunung Talang Solok Sumatera Barat, yauti MASJID TUO KAYU JAO.
Kenapa kemasjid tuo kok gak kemasjid baru aja ya sahabat Potret ha ha ha.... nah baca ya sampai habis supaya tidak menyesal dan menjadi orang-orang yang merugi jika tidak tau dan berkunjung ketempat yang sangat bersejarah ini.Sebuah bangunan tua dari kayu berbentuk segi empat berdiri apik di antara perbukitan menjulang di sekelilingnya, Atapnya berundak dengan lambang bulan dan bintang menyembul di ujungnya menandakan bangunan ini adalah rumah ibadah.
Di salah satu sisi bagian atapnya berbentuk gonjong atau runcing seperti kebanyakan rumah adat tempatnya berada yakni di tanah Minang, Di samping bangunan ada aliran anak sungai. Alirannya tak begitu deras namun sangat jernih, Saat suasana senyap gemericik air terdengar riuh sangat nyaman didengar.
Meski usia masjid ini sudah ratusan tahun tetapi masjid ini masih berfungsi selayaknya tempat ibadah. Bahkan anak-anak kecil masih menjadikan masjid sebagai tempat menimba ilmu dengan belajar mengaji pada waktu-waktu tertentu.
Kayu-kayu jati hitam menandakan bangunan ini pernah menjadi yang termegah pada masanya. Pilar-pilar kayu pun masih kokoh berdiri meski pada beberapa pilar terlihat memiliki warna berbeda menunjukkan bangunan ini pernah direnovasi.
Masjid Tuo Kayu Jao ini merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia terutama bagi Kabupaten Solok dan Propinsi Sumatera Barat umumnya, Masjid ini dipekirakan sudah berdiri sejak abad ke 16 tepatnya sekitar tahun 1599. Keberadaan masjid ini sekaligus menjadi bukti bahwa agama Islam di Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat ternyata telah berkembang sejak abad ke-16. Masjid beratap ijuk yang didirikan oleh beberapa ulama daerah tersebut tetap dijaga keasliannya hingga kini, Di sebelah depan masjid terdapat sebuah tabuh (bedug) yang diyakini seumur dengan masjid tersebut.
Di samping keasliannya yang tetap terjaga hingga kini, arsitekturnya masjid ini juga memiliki kesamaan dengan Masjid Demak dan Banten terutama pada bentuk atapnya yang bersusun tiga. Sedangkan dari sisi filosofis bangunan masjid ini memiliki beragam perlambang. Atapnya yang terbuat dari ijuk melambangkan desain rumah adat Minangkabau yaitu Rumah Gadang. Di bagian mihrab juga diberi gonjong seperti Rumah Gadang. Jumlah tiangnya sebanyak 27 buah yang melambangkan enam suku yang masing-masing terdiri dari ampek jinih (empat unsur pemerintahan adat) sehingga jumlahnya 24 bagian.
Ditambah tiga unsur dari agama yaitu khatib, imam dan bilal, sehingga jumlahnya menjadi 27. Aroma kuatnya agama Islam di daerah tersebut juga tergambar dari jumlah jendelanya yang 13 buah. Ini untuk mengisyaratkan rukum Shalat yang 13 macam.
Di awal pembangunan masjid tersebut hingga beberapa tahun lalu, pola bangunan yang tidak memakai paku masih dipertahankan. bangunan tersebut tetap kokoh meski tidak satu bagian pun yang dipaku. Tapi hanya menggunakan pasak di setiap sambungannya. Namun hal itu sedikit berubah setelah dilakukan pemugaran, Namun yang jelas ciri khas masjid yang memakai ijuk dengan desain aslinya tetap dijaga.
Ditambah tiga unsur dari agama yaitu khatib, imam dan bilal, sehingga jumlahnya menjadi 27. Aroma kuatnya agama Islam di daerah tersebut juga tergambar dari jumlah jendelanya yang 13 buah. Ini untuk mengisyaratkan rukum Shalat yang 13 macam.
Di awal pembangunan masjid tersebut hingga beberapa tahun lalu, pola bangunan yang tidak memakai paku masih dipertahankan. bangunan tersebut tetap kokoh meski tidak satu bagian pun yang dipaku. Tapi hanya menggunakan pasak di setiap sambungannya. Namun hal itu sedikit berubah setelah dilakukan pemugaran, Namun yang jelas ciri khas masjid yang memakai ijuk dengan desain aslinya tetap dijaga.
Dalam perkembangannya sebagai tempat pariwisata yang ramai dikunjungi, tak hanya dari wisatawan lokal tapi juga internasional banyak berkunjung ke masjid tersebut. Sedsngkan wisata religi yang ditawarkan masjid tersebut sangat memukau pengunjung. Tidak hanya dari segi arsitektur bangunan yang unik, tapi juga dari kondisi alam yang memiliki topografi menawan, Masjid ini berada di lokasi yang berhawa sejuk dan dikelilingi oleh perkebunan teh. Di samping itu, kontur wilayahnya sangat memukau. Terdiri dari lembah dan bukit yang saling bertaut dan berkombinasi sempurna.
Sekilas Sejarah pembangunan awal Masjid ini dipekirakan sudah berdiri sejak abad ke 16 tepatnya sekitar tahun 1599, diceritakn oleh panjaga masjid yang saat itu kami temui menceritakan, bahwa masjid tersebut yang tadinya direncanakan didirikan didekat jalan raya yang saat ini menjadi lintas padang alahan panjang.
Kala itu ketika masjid masih dalam tahap pembangunan terjadi didearah tersebut bajir bandang atau gelodoh yang melanda di daeah aliran sungai, sehingga masjid tersebut terbawa oleh air bah, salah satu tiang masjid yang masih tersisa dan terseret air bah tersebut berhenti ditempat diamana masjid Tuo Kayu jao saat ini berada.
Karna pada saat itu ada kesepakan dimana tiang masjid ini berada dan berhenti dibawa air bah, disanalah akan didirikan masjid tersebut. Sementara pejaga masjid juga mengatakan pengunjung sealu ramai datang kesini terlebih bulan ramadan seperti saat ini apa lagi ketika lebaran idul fitri pengunung akan memadati masjid tersebut.
Rata – rata pengunjung sangat menikmati ketika beribadah disana, disamping uadara yang sejuk serta kenyamanan akan menambah kusuknya dalam beribadah, kata penjaga masjid yang kami temui.
Tak hanya pengunjung lain , kami jua merasakan hal yang sama ketika melkukan ibdah solat ashar berjmaah disana. Nah bagimana sahabat POTRET PERTANIAN, berminat untuk berkunjung di Masjid bersejarah tersebut. Yang pasti akan merugi jika kita berkunjung ke sumatera barat jika tidak singgah dan meluangkan waktu dan solat dimasjid TUO KAYU JAO.(Pras)
Poto : Oleh Doni Efendi dan Fuji Swatifa.
Penulis : Prasetyo Budi
Poto : Oleh Doni Efendi dan Fuji Swatifa.
Penulis : Prasetyo Budi
0 Response to "Wisata Relegi Di Masjid Tuo Kayu Jao"
Post a Comment