Jenis Pertanian Berdasarkan Bentuk Fisik Lahan
07:48:00
POTRET PERTANIAN -Lahan Pertanian Di Indonesia sangat banyak sekali jenisnya. Secara garis besar jenis lahan pertanian di Indonesia di bagi menjadi dua yaitu lahan basah dan lahan kering. Berikut penjelasan tentang kedua jenis lahan pertanian tersebut:
Lahan Basah
Lahan basah (wetland) adalah lahan pertanian dengan kondisi fisik permukaan yang tertutup oleh air, baik air tawar, asin ataupun payau. Lahan basah ini dapat berupa lahan asli atau lahan basah buatan, yang dibuat untuk usaha pertanian. Lahan basah ini dapat berada di aliran sungai, pantai, maupun kolam (tambak). Selain untuk tujuan mendapatkan keuntungan dari usaha pertanian, lahan basah juga memiliki beragam manfaat diantaranya: dapat mencegah banjir, mencegah abrasi, dapat dijadikan sebagai sarana transportasi, untuk sarana penelitian dan pendidikan, dll.
Jenis dari lahan basah sendiri juga sangat beragam, berikut ini adalah beberapa jenis lahan basah:
Lahan basah (wetland) adalah lahan pertanian dengan kondisi fisik permukaan yang tertutup oleh air, baik air tawar, asin ataupun payau. Lahan basah ini dapat berupa lahan asli atau lahan basah buatan, yang dibuat untuk usaha pertanian. Lahan basah ini dapat berada di aliran sungai, pantai, maupun kolam (tambak). Selain untuk tujuan mendapatkan keuntungan dari usaha pertanian, lahan basah juga memiliki beragam manfaat diantaranya: dapat mencegah banjir, mencegah abrasi, dapat dijadikan sebagai sarana transportasi, untuk sarana penelitian dan pendidikan, dll.
Jenis dari lahan basah sendiri juga sangat beragam, berikut ini adalah beberapa jenis lahan basah:
Sawah
Sawah merupakan jenis lahan pertanian dengan kondisi tanah yang basah. Pada sawah, sistem pengairan memiliki fungsi yang sangat vital. Sebab sawah dapat memiliki tanah yang basah karena mendapatkan air terus menerus dari saluran pengairan yang ada. Tanaman yang sering di tanaman di lahan persawahan adalah padi. Sawah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(a) Kondisi Topografi tanah yang rata (datar) atau bertingkat jika di daerah pegunungan (terasering).
(b) Adanya batas (pematang) yang bertujuan sebagai sekat antara lahan satu dengan yang lain.
(c) Adanya sumber air yang digunakan pengairan supaya sawah tetap dalam kondisi basah.
(d) Kondisi tanah memiliki tingkat kesuburan yang stabil karena selalu dikelola dan dijaga kesuburannya.
Sawah merupakan jenis lahan pertanian dengan kondisi tanah yang basah. Pada sawah, sistem pengairan memiliki fungsi yang sangat vital. Sebab sawah dapat memiliki tanah yang basah karena mendapatkan air terus menerus dari saluran pengairan yang ada. Tanaman yang sering di tanaman di lahan persawahan adalah padi. Sawah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(a) Kondisi Topografi tanah yang rata (datar) atau bertingkat jika di daerah pegunungan (terasering).
(b) Adanya batas (pematang) yang bertujuan sebagai sekat antara lahan satu dengan yang lain.
(c) Adanya sumber air yang digunakan pengairan supaya sawah tetap dalam kondisi basah.
(d) Kondisi tanah memiliki tingkat kesuburan yang stabil karena selalu dikelola dan dijaga kesuburannya.
Kolam
Kolam adalah jenis lahan pertanian basah yang berada di daerah kering atau permukiman penduduk.
Kolam adalah jenis lahan pertanian basah yang berada di daerah kering atau permukiman penduduk.
Tambak
Tambak adalah lahan pertanian basah seperti kolam, hanya saja tempatnya adalah di pantai dan air yang digunakan adalah air payau
Tambak adalah lahan pertanian basah seperti kolam, hanya saja tempatnya adalah di pantai dan air yang digunakan adalah air payau
Keramba
Keramba adalah lahan pertanian buatan dengan kondisi terapung yang berada di tengah area air yang luas seperti danau, atau laut.
Keramba adalah lahan pertanian buatan dengan kondisi terapung yang berada di tengah area air yang luas seperti danau, atau laut.
Lahan Kering (Dryland)
Lahan kering (dryland) Merupakan jenis lahan pertanian dengan kondisi tanah yang kering atau sedikit mengandung air. Lahan kering ini mengandalkan air hujan atau sumber air yang tidak terlalu besar untuk membuat usaha pertanian dapat berjalan sesuai dengan harapan. Lahan pertanian kering biasanya digunakan sebagai tempat untuk menanam tanaman berbatang keras atau sayuran yang tidak membutuhkan banyak air ketika telah tumbuh. Lahan kering yang banyak ditemukan berada pada lereng gunung atau perbukitan. Lahan kering juga dibedakan lagi menjadi beberapa jenis yaitu:
Lahan kering (dryland) Merupakan jenis lahan pertanian dengan kondisi tanah yang kering atau sedikit mengandung air. Lahan kering ini mengandalkan air hujan atau sumber air yang tidak terlalu besar untuk membuat usaha pertanian dapat berjalan sesuai dengan harapan. Lahan pertanian kering biasanya digunakan sebagai tempat untuk menanam tanaman berbatang keras atau sayuran yang tidak membutuhkan banyak air ketika telah tumbuh. Lahan kering yang banyak ditemukan berada pada lereng gunung atau perbukitan. Lahan kering juga dibedakan lagi menjadi beberapa jenis yaitu:
Ladang
Ladang Merupakan jenis lahan pertanian dengan sifat tanah kering yang dilakukan pada saat musim penghujan. Ladang biasanya berlokasi ditempat dengan debit air yang yang sedikit. Ladang didapatkan dengan cara membuka hutan, dan sistem dari penanaman tanaman diladang dilakukan secara berpindah-pindah.
Ladang Merupakan jenis lahan pertanian dengan sifat tanah kering yang dilakukan pada saat musim penghujan. Ladang biasanya berlokasi ditempat dengan debit air yang yang sedikit. Ladang didapatkan dengan cara membuka hutan, dan sistem dari penanaman tanaman diladang dilakukan secara berpindah-pindah.
Tegal
Tegal adalah jenis lahan pertanian yang merupakan kelanjutan dari sistem pertanian berladang. Perbedaan tegal dengan ladang terdapat pada sistem penanaman tanaman yang beragam (tumpangsari) untuk memaksimalkan hasil pertanian. Usaha pertanian tegalan dilakukan secara menetap tidak seperti berladang. Lahan tegal biasanya didapat dari pembukaan hutan yang di alih fungsikan menjadi lahan pertanian.
Tegal adalah jenis lahan pertanian yang merupakan kelanjutan dari sistem pertanian berladang. Perbedaan tegal dengan ladang terdapat pada sistem penanaman tanaman yang beragam (tumpangsari) untuk memaksimalkan hasil pertanian. Usaha pertanian tegalan dilakukan secara menetap tidak seperti berladang. Lahan tegal biasanya didapat dari pembukaan hutan yang di alih fungsikan menjadi lahan pertanian.
Kebun
Kebun merupakan jenis lahan pertanian yang berada di pekarangan rumah, baik luas atau sempit. Kebun biasanya ditanami dengan tanaman dengan tujuan hasil panen untuk konsumsi sendiri. Namun, karena luasnya lahan kebun dan banyaknya hasil panen, maka kebun juga dapat dijadikan usaha untuk menghasilkan pundi-pundi uang dari penjualan hasil panen.
Kebun merupakan jenis lahan pertanian yang berada di pekarangan rumah, baik luas atau sempit. Kebun biasanya ditanami dengan tanaman dengan tujuan hasil panen untuk konsumsi sendiri. Namun, karena luasnya lahan kebun dan banyaknya hasil panen, maka kebun juga dapat dijadikan usaha untuk menghasilkan pundi-pundi uang dari penjualan hasil panen.
Pekarangan
Pekarangan adalah lahan pertanian jenis kering yang berlokasi di sekitar rumah. Usaha pertanian yang dilakukan di lahan pekarangan contohnya adalah menanam buah dan sayuran, memelihara unggas seperti bebek dan ayam, atau memlihara ternak berkaki empat.
Pekarangan adalah lahan pertanian jenis kering yang berlokasi di sekitar rumah. Usaha pertanian yang dilakukan di lahan pekarangan contohnya adalah menanam buah dan sayuran, memelihara unggas seperti bebek dan ayam, atau memlihara ternak berkaki empat.
0 Response to "Jenis Pertanian Berdasarkan Bentuk Fisik Lahan"
Post a Comment