-->

Budidaya Padi pada Lahan Suboptimal

POTRET PERTANIAN -Teknik budidaya padi untuk lahan suboptimal seperti model Larigo (Larikan Gogo) untuk dataran rendah dan dataran tinggi pada dasarnya sama kecuali pada pemilihan varietas yang akan digunakan. Seperti misalnya, di dataran tinggi varietas yang sesuai adalah yang memiliki sifat toleran suhu rendah.

Pada persiapan lahan tahap awal yang dilakukan adalah pengolahan tanah, dan sebaiknya dilakukan 2 kali. Pengolahan tanah pertama dilakukan pada awal musim hujan atau setelah terjadi hujan pertama dan yang kedua saat menjelang tanam.

Pengolahan tanah dapat dengan dicangkul, atau menggunakan traktor. Olah tanah pada lahan kering yang bersifat masam, pengolahan lahan perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak menyingkap alluminium ke permukaan yang akan meningkatkan kemasaman tanah.

Pada lahan yang relatif datar perlu dibuat bedengan memanjang, dengan lebar bedengan sekitar 5 - 10 meter. Antar bedengan dibuat saluran sedalam 20 cm yang akan berfungsi sebagai saluran drainase. Pembuatan saluran drainase sangat perlu, karena bila terjadi hujan berkepanjangan pada beberapa tempat akan terjadi genangan yang menyebabkan kelembaban tanah yang tinggi yang akan merangsang munculnya jamur upas yang dapat menyerang tanaman padi gogo.

Budidaya padi gogo dengan sistem olah tanah konservasi (tanpa olah tanah atau olah tanah minimum) dapat dilakukan yaitu dengan cara melakukan olah tanah secara minimum. Lahan dibersihkan dari gulma dengan menggunakan herbisida. Setelah rumput muda tumbuh maka dilakukan pengolahan tanah terbatas pada larikan atau bahkan langsung ditugal.

Pemberian amelioran atau pembenah tanah mutlak diperlukan pada usahatani lahan kering. Pada umumnya lahan kering di Indonesia mempunyai kandungan bahan organik yang rendah dan pada lahan kering masam tingkat kemasaman tinggi sehingga dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Peningkatan kadar bahan organik sangat diperlukan agar kualitas tanah dapat ditingkatkan, sedangkan penurunan kandungan Al pada lahan kering masam harus dilakukan agar tanaman dapat tumbuh optimal.  Amelioran yang diberikan bisa berupa limbah pertanian (limbah organik) seperti sisa-sisa tanaman (jerami, batang, dahan), kotoran ternak (sapi, kambing, ayam), arang sekam, abu dapur.

Sebelum digunakan, bahan organik sebagai pupuk perlu dibuat kompos dengan menggunakan dekomposer (Agrodeko dll). Selain itu, dapat juga digunakan pupuk organik yang telah diformulasi seperti Pupuk organik Plus atau pupuk organik Curah dengan dosis minimal 2 t/ha.

Khusus untuk lahan kering masam, pemberian kaptan atau dolomit sangat direkomendasikan dengan dosis tergantung hasil analisis tanah.  Amelioran atau pembenah tanah diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah terakhir, lalu diinkubasi selama 7-14 hari kemudian dilakukan penanaman.

Biodekomposer adalah mikroba yang berperan mempercepat dekomposisi bahan organik dari sisa-sisa tanaman menjadi kompos, sehingga dapat menyediakan hara NPK, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kemampuan memegang air, meningkatkan aktivitas biologi tanah serta menekan perkembangan penyakit tular tanah.

Biodekomposer Agrodeko merupakan konsorsia dari strain-strain fungi Trichoderma terpilih yang tumbuh cepat dan mampu menghasilkan enzim-enzim yang diperlukan untuk mendekomposisi jaringan tanaman berupa lignoselulosa, serta mengandung khamir non patogen sebagai pelaku penambat N. Biodekomposer tersebut mempercepat proses pengomposan biomassa tanaman secara  insitu dengan menurunkan C/N dari 40-60 menjadi 15-20 dalam waktu lebih kurang 14 hari.

Salah satu komponen untuk mencapai produksi padi yang optimum adalah penggunaan varietas unggul. Badan Litbang Pertanian sudah banyak melepas varietas unggul padi gogo dengan berbagai sifat keunggulan. Varietas unggul tersebut dapat ditanam pada sistem mono kultur maupun tumpang sari dengan intensitas naungan maksimum dari 50 %. Untuk penanggulangan penyakit blas yang merupakan penyakit utama padi gogo, dapat dianjurkan dengan diversifikasi genetik yaitu menanam beberapa varietas tahan blas di suatu hamparan pertanaman padi gogo.

Pupuk hayati merupakan pupuk berbasis mikroba non-patogenik yang berfungsi meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah melalui beberapa aktivitas yang dihasilkan oleh mikroba tersebut, diantaranya menambat nitrogen, melarutkan fosfat sukar larut dan menghasilkan fitohormon (zat pemacu tumbuh tanaman).

Selain mengandung mikroba penambat N dan pelarut P, pupuk hayati Agrimeth juga mengandung mikroba yang memiliki aktivitas enzimatik serta fitohormon yang telah teruji berpengaruh positif terhadap pengambilan hara makro dan mikro tanah, memacu pertumbuhan, pembungaan, pemasakan biji, pematahan dormansi, meningkatkan vigor dan viabilitas benih, efisiensi penggunaan pupuk NPK anorganik dan produktivitas tanaman.

Budidaya padi gogo pada ekosistem lahan kering memiliki beberapa komponen alami yang harus diperhatikan yakni tingkat kesuburan tanah sedang-rendah, kemasaman tanah yang disebabkan oleh kadar Al-dd, ketersediaan air sebagai komponen pelarut hara, kadar bahan organik yang rendah, dan permukaan hamparan dari datar – bergelombang.

Sementara, pengendalian serangga hama dilakukan secara terpadu dengan pendekatan konsep PHT. Dalam konsep PHT, pemantauan populasi hama dan/atau gejala kerusakan tanaman sangat penting. Berbagai cara pemantauan serangga hama dapat dilakukan dengan beberapa cara, tergantung serangga sasaran. (Shr)

0 Response to "Budidaya Padi pada Lahan Suboptimal"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel